![]() |
Source: recommendmeanime.com |
Sebenernya aku ngerasa serem kalo papasan sama waria. Soalnya waria di negara kita itu wujud fisik lakiknya masih nampak banget meski udah dandan sedemikian rupa. Otot tangan dan kaki masih nampak kokoh, bentuk dagu yang lebih tegas, dan tentu saja cara jalannya yang masih terlihat aura lakiknya. Apalagi kalo bersuara, suara cowoknya masih ada meski dibuat melambai-lambai. Meskipun begitu, ada juga yang warianya cantik kek waria Thailand sampe yang ngeliat jadi denial sendiri dan bikin cewek-cewek tulen merasa kalah cantik. Well, ada cerita dimana aku ketemu dengan seorang waria di Jogja untuk pertama kalinya.
Bulan September 2018, aku dan mama pergi ke Magelang untuk menghadiri pernikahan kakak sepupuku. Sehari sebelum kepulangan kami ke Sukabumi, kami memutuskan untuk menginap di rumah om di Jogja. Alasannya simpel, agar lebih dekat ke stasiun Tugu (kini disebut stasiun Yogyakarta). Waktu itu omku mengajak kami buat nongkrong sekalian foto-foto di Tugu. Ajakan itu tentu diiyakan oleh kami karena kami belum pernah nongkrong disana. Akhirnya kami berangkat sekitar pukul 10 malam karena semakin malam, kawasan Tugu semakin ramai. Ternyata bener. Sampe disana itu malah makin rame dengan wisatawan dan juga muda-mudi seumuranku yang lagi foto-foto. Lucunya, karena letak tugu ini persis di tengah-tengah perempatan jalan besar, banyak kendaraan lalu-lalang dengan cueknya. Jadinya kalo mau foto-foto disitu ya kudu hati-hati karena bisa-bisa keserempet atau ketabrak. Gak lucu kan kalo misalnya lagi jongkok buat fotoin orang trus tau-tau keserempet mobil yang baru tancap gas?
Saat rombongan kami sudah sampai di Tugu, kami bertemu dengan sepupuku dan teman-temannya. Kegiatan pertama kami adalah foto-foto di Tugu dengan berbagai gaya, itupun sambil heboh buat nyuruh minggir kalo ada kendaraan melintas. Setelah selesai foto-foto, kami berjalan menuju warung Kopi Jos yang berada di seberang Tugu.
"Wooo, ini nih kopinya muantep!" ujar omku mempromosikan warung itu pada kami. Tak lama, kami kaget karena warung itu hampir penuh dengan orang-orang yang lagi ngopi, merokok, dan juga makan. Sembari menunggu ada meja kosong, kami memesan sego kucing, beberapa lauk dan minuman hangat. Kalo aku sih pesen sego kucing sambal teri dan susu jahe aja. Kombinasi yang unik, kan? //iyainaja.
Beruntung kami semua dapat tempat duduk dan mulai menikmati makanannya masing-masing. Lagi asik ngunyah dan ngobrol, ada seorang waria sambil membawa kotak yang dimodif seperti gitar-gitaran dan sebuah kecrekan. Pakaiannya mayan ketat, jadinya keekspos bentuk badannya yang subur. Dia pun cuek aja masuk ke warung dan mulai bernyanyi sambil memetik senar gitar-gitaran dengan asal dan mengetuk kecrekannya di bagian kayu gitar-gitarannya itu. Aku yang awalnya agak waspada langsung terkekeh pelan. Bukan apa-apa, lagu yang dibawakan oleh waria ini lagu sederhana bernada genit tapi diselingi dengan suara "ewerewerewerewer" berulang-ulang. Kadang-kadang dia menyanyikan lagu dangdut hits, tapi jargon ewerewer-nya terus diulang sampai aku nyaris keselek karena ketawa sambil minum. Jadinya yang jadi perhatianku bukan di lagunya, tapi ewerewer-nya. Hadeeeeeh!
"Eh ada berondong pake topi, pake kacamata...." kata waria itu sambil mendelik manja ke arah teman sepupuku yang berpenampilan sama. Spontan kami terbahak disusul dengan pengunjung warung yang lain sementara teman sepupuku itu buru-buru lepas topi dan kacamatanya dengan tengsin. Apes apa dia digodain sama waria malem-malem gini. Tak lama, waria pun dihadiahi sepuntung rokok oleh dia dan waria ini meninggalkan warung sambil tetap bernyanyi. Yah, kami yang udah lelah ketawa buru-buru menghabiskan minumannya dan sepupuku berhasil mengabadikan momen lucu tadi.
Beberapa bulan setelah ketemu waria itu, aku melihat sebuah post seseorang di Twitter yang menampilkan waria itu lagi nyanyi sembari merapal jargon ewerewer khasnya dan diakhiri dengan kata "ambyaaaarrrrr". Wah, udah ngetop seantero dunia maya ternyata! Bahkan dia tidak menyanyi lagu dangdut seperti yang kudengar waktu itu, tapi hanya potongan lirik lagu Thailand yang sempet viral yakni "wik-wik-wik" disertai nada desahan lalu diakhiri dengan "ambyaarrrrrr". Kenapa jadi makin absurd woeeeeeee!?
Saat libur Natal, kami sekeluarga mampir lagi ke Tugu. Berhubung bapak dan adekku belum pernah foto-foto disini, ya udah deh sekalian aja. Lagi-lagi kami nongkrong di Kopi Jos, hanya saja kami duduk beralaskan tikar di luar karena di dalam warungnya udah penuh. Aku, adekku dan para sepupu lagi asik makan dan minum dan penampilan utama malam ini muncul juga...
Yap, waria itu akhirnya datang!
Kali ini dia tidak sendiri. Dia ditemani oleh seorang waria yang jadi pengiring lagunya. Di saat bernyanyi, waria ini hanya ber-ewerewer-ria, ber-wikwikwik, dan tidak lupa dengan kata "ambyaaarrrrr" dengan bunyi huruf R yang panjang. Walaupun aku udah ketemu sama dia dua kali, aku tetep ketawa sama jargon andalannya itu. Ketawaku makin kencang saat adekku digodain sama warianya! Wakakakak emang enaaaaak!
Meskipun dia bernyanyi dengan asal dan sering menggoda para berondong, dia berhasil menghibur kami. Aku berharap dia mendapatkan rezeki yang melimpah dan terus menghibur para pengunjung di Tugu. Salam ewerewer!
0 Komentar