" Tolong diperbaiki ya."
Aldiana menerima konsep surat keterangan dengan ekspresi galau. Ini sudah keenam kalinya dirinya menerima revisi surat dari Surya. Gadis itu merasa keheranan, padahal ini hanya sekadar surat keterangan untuk warga, tapi sering direvisi seakan-akan sedang membuat suatu rancangan perundang-undangan untuk negara. Sesaat Aldiana teringat sesuatu dan membuatnya terdiam.
"Hm? Kamu belum kembali?" tanya Surya yang sedang mengambil teh kemasan di bawah mejanya dan melihat juniornya terdiam disitu.
"Yah, ada yang ingin kutanyakan. Soal--"
"Mending kamu selesaikan suratnya dulu." potong Surya dengan tegas. "Warga sudah menunggu lho."
Aldiana memasang ekspresi manyun ketika pimpinannya itu seenaknya memotong perkataannya. Dia pun keluar dari ruangan dan langsung menyelesaikan revisi surat itu. Tanpa berlama-lama, gadis itu kembali ke ruangan sambil memberikan konsep surat itu dan memberikannya pada Surya.
“Cepat amat?” tanya Surya heran. Yang ditanya hanya diam namun sorot matanya menyiratkan jika dia tengah malas menanggapi pertanyaan itu. Mengetahui juniornya tidak menanggapi pertanyaannya, Surya langsung mengambil suratnya dan membubuhkan tandatangan di atasnya.
“Iya deh. Ini nih, udah ditandatangani.” kata Surya sambil menyodorkan surat itu.
“Siap. Nanti aku boleh kesini lagi kan? Mau tanya sesuatu.”
“Mending sekarang aja kalo pertanyaannya gak terlalu penting.” kata Surya sambil memangku dagu dengan tangannya. “Ada apa?”
Aldiana menarik napas panjang sebelum akhirnya melanjutkan. “Tadi aku menaruh berkasku di mejanya pak Seklur, trus ada berkas jatuh. Tadi kuberesin dan gak sengaja lihat kalo itu tuh kayak sketsa komik gitu.”
“Sketsa komik?” Surya tampak terkejut begitu Aldiana menceritakan kejadian itu. Lurah itu terdiam cukup lama dan menggosok dagunya agak lama seperti ada sesuatu yang janggal.
“Bang Surya?” panggil Aldiana yang keheranan karena seniornya terdiam cukup lama. Yang dipanggil langsung menoleh ke gadis itu.
“Nanti kutanyakan ke pak seklur soal itu. Makasih atas infonya ya. Kamu boleh kembali.”
“Eh? Gitu aja? Oke deh, izin keluar dulu…” kata Aldiana sambil keluar dari ruangan. Begitu gadis itu sudah keluar, Surya langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetik sebuah pesan dengan cepat. Setelah pesan itu jadi dan sudah dikirimkan, Surya langsung menaruh ponselnya dan menyandarkan tubuhnya dengan malas.
“Dasar ceroboh…”
~000~
To be continued
0 Komentar