Watercolor oh watercolor

source: dokumentasi pribadi

Kata watercolor mungkin nggak terlalu familiar buat orang awam -- kecuali kalo mereka lihat pensil watercolor di toko buku, tapi buat para seniman rupa udah jadi hal yang sangat lumrah, apalagi buat seniman yang ngegambar dengan style yang agak kartun (baik ala jejepangan atau western). 

Contohnya aku nih, aku sebenernya tau yang namanya cat air (bahasa indonesianya watercolor) pas SD karena pernah membeli cat air merek Guitar beserta kuas ijuknya yang sangat murah meriah. Namun aku baru benar-benar mempelajari dan memahami media ini pada tahun 2015, tepatnya saat aku kuliah tingkat akhir. Saat itu pertama kalinya aku pergi ke Pasar Komik Bandung dan bertemu dengan seorang watercolor artist Bandung bernama zorageraldus. Di saat itu aku membeli komis gambar darinya dan memperhatikan caranya menggunakan cat air itu. Saat itu yang kuperhatikan hanyalah alat gambarnya saja yang berupa kertas cat air, cat air 12 warna, palet buat nyampurin cat dengan air, kuas cat, pensil mekanik, dan juga dua buah pulpen berwarna coklat dan putih. Setelah ngobrol sedikit dengan kak Zora (panggilannya saat itu) soal media ini, akhirnya aku pergi ke Gramedia buat membeli peralatan cat air dan membawanya ke asrama kampus. 

Yep, di saat itulah aku belajar cara mewarnai dengan cat air, meskipun belajarnya otodidak dan hanya berbekal sotoy doang. Hahahahah! Awalnya sih cara ngewarnainnya jelek banget -- terlalu ketebelan warnanya, belum juga kering udah main oles warna lain jadinya kecampur, bahkan terlalu tipis warnanya, tapi lama kelamaan mulai terbiasa. Thanks to tutorial cat air yang bertebaran di internet, baik berupa infografis maupun berupa video jadinya aku bisa belajar tanpa harus ikutan les. 

gambar cat air pertamaku pas tahun 2015. masih keliatan banget newbie-nya wkwkwk

Soal peralatan yang digunakan, aku termasuk pengguna peralatan yang mid-budget alias yang harganya standar. Gak murah banget dan gak mahal banget lah ya. Yang penting kalo dipake itu enak dan warnanya nggak chalky alias agak buluk berbubuk gitu deh. Gak tau artinya sebenernya gimana, tapi pokoknya mah gitu deh! Cat air yang kubeli pertama kalinya adalah Pentel Watercolor 12 warna, tapi sayangnya keburu dibuang gara-gara jamuran setelah lama gak dipake. Salahku juga sih karena belum aware dengan peralatan dan terlanjur jatuh cinta sama Koi Watercolor. Yap, Sakura Koi Watercolor 12 warna itu kubeli di Artland Lebak Bulus pas taun 2015 -- tepatnya saat aku offclass Diklat Prajabatan -- dikarenakan aku demen dengan bentuknya yang kecil dan ada waterbrush yang bisa nampung air buat ngewarnain. Mayan lah buat watercolor dummy (?) kek aku yang masih bingung-bingung ngitung volume air yang pas saat dicampurin ke cat. Seiring waktu berjalan, aku mulai coba-coba dengan cat air merek lain, kertas cat air merek lain, dan peralatan pendukung lainnya. Gak cuman itu, berbagai teknik cat air juga kupelajari seperti wet to wet, dry to wet, dan teknik lainnya. 

salah satu gambar favoritku yang pake teknik wet to wet. gambarnya jadi ajib banget eheee

Yang namanya alat gambar itu semakin bagus ya semakin mahal harganya. Itu yang kurasain saat mulai coba-coba beli peralatan cat air yang kualitasnya naik beberapa digit dari yang biasa kupake. Yah, mau gak mau harus ngerogoh kocek lebih, bahkan pernah tembus ke angka 400 ribu rupiah hanya karena membeli beberapa peralatan gambar impor yang harganya mahal! Gimana dong, namanya juga impor. //pembelaan 

Tapi apakah semakin mahal harga peralatannya bikin gambar makin cakep? Nggak juga. Mau semahal apapun media yang kamu punya, tetap saja yang menentukan adalah kemampuanmu sendiri. Kalo kemampuan masih pemula, ya hasilnya tetap level pemula meskipun ngegambarnya pake alat super mahal. Tapi kalo kemampuannya udah profesional, cuman sekedar pake pensil cat air tok udah jadi karya yang brilian.

gambar dengan media pensil cat air. salah satu karya terbaik setelah gambar yang di atas :D

Btw, keknya udah lama juga aku nggak ngegambar dengan media cat air. Mungkin aku masih asik bercinta sama tabletku sendiri jadinya cat air jadi agak terlupakan. Tapi aku masih setia nonton channel cat air biar tetep apdet dan paham sama teknik-tekniknya, kalo suatu saat nanti aku kembali menekuni media ini lagi.