![]() |
source: arsip pribadi |
Sekitar tahun 2017-2018, aku pernah kesel banget gambarku dibilang stylenya sangat Captain Tsubasa banget. Itu berawal karena sebuah post yang nanyain gambar kita tuh stylenya kek gimana -- aku lupa pertanyaan spesifiknya. Awalnya sih, aku biasa-biasa aja tapi kok lama-lama aku kesel ya? Maksudku, apa gambarku nggak ada perubahan sama sekali ya? Pas aku masih aktif ngegambar Lalu Tirta Wardhana Ratulangi, aku nggak mempermasalahkan itu karena Tirta sendiri desainnya emang rada CT banget karena mukanya mirip sama kapten tim Furano, Hikaru Matsuyama. Begitu aku sering ngegambar Kazamatsuri Kouri, aku mulai angot karena setiap aku kembali menanyakan soal style gambar, lagi-lagi jawabannya adalah Captain Tsubasa. Wagile, udah bosen, kesel juga karena dianggap gak ada perubahan sama sekali. Aku kek mikir, "CT DARI MANANYA WOEEEE!? DI CT MATANYA PANJANG GINI??"
Puncaknya, aku pernah nanyain hal ini lagi dan ada kenalan yang menjawab style CT lagi. Aku yang lagi mood swing bener-bener naik pitam dan akhirnya bikin rakugaki -- sketsa dalam bahasa Jepang -- Kouri dengan style Captain Tsubasa yang asli lalu dipost dengan caption nyinyir tanpa konteks alias nggak ditunjukin ke siapa nyinyirnya. Intinya sih aku marah kenapa art style yang sudah sedemikian berubahnya masih dikaitin sama francise favoritku, padahal aku udah nggak mantengin ini selama bertahun-tahun. Akhirnya si kenalan yang merasa 'kena' nyinyiranku langsung minta maaf dan berujung ngedrama di post itu. Yah, aku udah bikin anak orang stres karena perkataan jujurnya bikin sakit hati orang. Kalo kupikir-pikir lagi sekarang, aku bener-bener jahat banget. Hedeh....
Setelah kemarin nonton livestreaming artist panutan yaitu moribuden, aku mencoba untuk berlatih coloring style ala dia. Hasilnya? Seperti post di atas tentunya. Dari situ aku menyadari satu hal yang sangat penting. Makanya pas nge-submit di akun khusus rkgk itu, aku bikin caption sepanjang ini, bahkan sampe nyaris mentok.
Perlu gak aku jabarin lagi meski caption IG udah nyebutin segalanya? Boleh? Okedeh.
Jadi begini, sebuah style ngegambar itu tercipta awalnya dari hasil latihan ngegambar dengan mencontoh sebuah karya milik seseorang -- biasanya sih dari francise favorit kita sendiri -- dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya kek aku yang style gambarku identik dengan stylenya Yoichi Takahashi, sang komikus Captain Tsubasa. Hal itu terjadi karena sejak pertama kali ngegambar anime style pas kelas 6 SD hingga kini, aku menghabiskan waktu menggambar berdasarkan contoh dari karyanya Takahashi-sensei sekitar 10 tahun! Aku pernah ganti style jadi Yugioh style pas SMA, namun dari bentuk badan karakternya masih ala CT gitu. Namun pas kuliah, style-ku balik lagi jadi CT karena mulai aktif nge-fanart Captain Tsubasa lagi. Bayangin aja deh, 15 tahun ngegambar dan 70% belajar menggambar berdasarkan referensi francise Captain Tsubasa, ya gak aneh kalo orang lain berpendapat kalo styleku sangatlah CT banget walaupun pada kenyataannya, style yang kupunya saat ini udah campur aduk dengan style lain karena sering lihat referensi dari artist lain.
![]() |
Gambarku pas jaman SMP feat OC jaman dulu, Rukia Shirayuki. Sangat CT banget kan stylenya? |
Aku jadi inget di tahun yang sama saat aku nge-rant soal art style mirip si anu, ada orang lain yang dengan bangganya nge-submit gambar fanart bikinannya dia di suatu grup fb soal gegambaran. Dia tuh ngegambar Tanya dari Youjo Senki dan gambarnya bagus banget. Pro lah kalo kata aku mah, namun isi komennya malah kek gini:
"Lho, kok mirip stylenya kawacy?"
"Mirip banget sama bikinannya kawacy, kak."
"Ini mah kawacy dong yang bikin... :v " << khas netijen +62
"Jangan-jangan plagiat nih..."
Pas aku lihat gambarnya dia, kuakui kalo gambarnya dia mirip sama gambarnya salah satu artist femes yaitu kawanocy atau dikenal sebagai kawacy, tapi hanya sekilas. Setelah kulihat lebih teliti, ternyata ada perbedaan pada gambarnya. Yang bikin mirip persis itu adalah gaya pewarnaan dan pemilihan warna yang khas dari artist aslinya. Si pembuat post itu gimana perasaannya setelah dijejali komentar seperti itu? Tentu saja dia marah besar dunk sampe bikin post nge-rant dan akhirnya jadi 'isu nasional' di fb kala itu. Intinya sih, dia nggak plagiat apapun namun dia belajar ngegambarnya memang menggunakan referensi karyanya kawacy. Dia salah gak? Ya nggak. Wong dia belajar dari idolanya sendiri kok. Orang lain aja yang komennya langsung to the point tanpa memikirkan perasaan si pembuat post.
Tapi kalo ternyata ada yang gambarnya mirip tapi ternyata plagiat beneran gimana?
Kalo menurutku pribadi, cara ngebedainnya cukup mudah kok, cuman perlu waktu. Maksudnya gini, jika ketemu suatu gambar yang dicurigai sebagai karya plagiat, cek dulu di gugel atau di akun artist yang ditiru stylenya -- itupun kalo tau yang mana artistnya. Kalo ternyata nggak ada, berarti dia emang bikin sendiri, cuman style gambarnya dia emang mirip sama artist ifu. Kalo ada, baru deh kasih peringatan ke si TS baik-baik. Inget lho, baik-baik. Jangan main semprot gitu aja di kolom komen dan memicu drama baru. Selain berhasil bikin yang bersangkutan stres berat karena malu atau justru jadi ajang pansos, hal itu tidak membuat diri kita sebagai pahlawan. Yang ada kita tuh malah dianggap cari keributan juga nantinya. Hedeh.
Oke deh, kesimpulan dari post yang kutulis ini adalah...
Aku menyadari jika art style mirip sama orang lain, itu berarti latihannya berdasarkan referensi dari yang bersangkutan. Marah, kesal, keki karena style kita disebut mirip si anu terus-terusan emang wajar banget. Tapi coba deh kenang masa-masa pertama kali menggambar, aku mencontoh dari siapa. Dari situ udah langsung memaklumi, pantesan mereka bilang gitu. Positifnya sih gini, berarti kita udah bisa menyamai skillnya senpai panutan!
0 Komentar