"HATCHIIIIM!"
Tirta menutup mulutnya dengan selembar tisu dan membuangnya ke tempat sampah yang sudah penuh dengan tisu bekas. Sudah habis dua boks tisu dan ternyata itu masih belum cukup baginya untuk menghentikan bersin-bersin yang mengganggunya sejak kemarin malam.
Cuaca ekstrim dan kegiatan super padat dianggap sebagai kambing hitam. Cukup aneh untuk sekelas pejabat yang bertugas di wilayah seperti Tirta, memang sepadat apa sih pekerjaan seorang sekretaris lurah? Usut punya usut, Tirta memiliki suatu rahasia kecil yang berusaha dia tutup rapat-rapat dari siapapun, bahwa identitas asli Fitraharizka -- sang komikus yang baru naik daun berkat karyanya, Accidental Mission itu adalah Tirta Wardhana itu sendiri.
Awalnya dia tidak menyangka, komik daring yang dibuatnya karena hanya ingin mengeluarkan imajinasi yang membludak membuat sebuah platform komik terkesan dan menjadikan karya itu resmi ditayangkan disana. Memang dia menjadi terkenal di kalangan pecinta komik, tapi ada resiko yang harus dibayar yaitu harus membagi waktu antara mengerjakan komik dan bekerja sebagai aparatur sipil negara.
Seringkali Tirta mencuri waktu di jam istirahat kantor dan jam pulang untuk menyelesaikan draft sketsa yang akan dijadikan komik penuh warna. Tablet dengan stylus pen adalah teman terbaiknya dalam pekerjaan ini, namun seringkali dia lupa dengan senjata andalannya sehingga terpaksa membuat sketsa di kertas bekas. Sebisa mungkin, tidak ada yang mengetahui pekerjaan sampingannya dari seluruh rekan kerjanya. Alasannya cukup klasik, Tirta hanya tidak mau dicap seperti 'anak kecil' karena membuat komik oleh rekan-rekannya yang berusia tidak jauh dari umur kedua orangtuanya di Lombok. Selain itu, Tirta berusaha untuk mengatur waktu antara pekerjaan dan komiknya itu seefektif mungkin. Yah, walaupun sulitnya setengah mati.
Satu-satunya rekan kerja yang mengetahui hal ini hanyalah Surya, teman angkatan dan pimpinannya sendiri. Surya sepakat untuk melindungi identitas Fitraharizka agar Tirta bisa fokus bekerja, apalagi ketika mengetahui salah satu stafnya, Timothy adalah fans berat Fitraharizka. Dia tidak mau kantor kelurahan menjadi geger hanya karena satu orang histeris akibat idolanya merupakan pimpinannya sendiri.
Tapi namanya manusia biasa, pasti ada khilafnya. Tirta seringkali kelupaan membawa draft sketsanya ke rumah dan meninggalkannya di atas meja bersama dengan berkas lain. Yang sering mengingatkan itu tentu oleh Surya, itupun sambil ngedumel panjang lebar dan membuat Tirta harus mentraktirnya dengan semangkok mie ayam dengan ekstra sambal. Tapi untuk kali ini, ceramah khas Surya itu datang melalui pesan chat WA dan sudah pasti Tirta tidak bisa mentraktir lurah itu untuk tutup mulut.
Kamu ninggalin draftmu lagi? Aldi tadi ngeliat draftmu di meja dan lapor padaku. Ini udah yang keberapa lupanya, Fitraharizka?
Tirta menepuk keningnya yang panas akibat demam. Dia menyesali kenapa draftnya lupa dibawa ke rumah, malah kini ketahuan oleh staf barunya. Tirta berharap gadis itu tidak curiga padanya hanya karena sebuah draft komik. Dengan sisa tenaganya, dia pun membalas pesan Surya barusan dan begitu pesan balasan terkirim, dia menaruh ponselnya dan kembali menarik selimutnya.
~000~
To be continued
To be continued
0 Komentar