“Woaaaaaah, empat hari lagi udah awal Mei!”
Aldiana melihat kalender bergambar kampusnya itu setelah menaruh ponselnya di kasur sembari bergumam. Gadis itu langsung bangkit dan membuka dompet mini miliknya yang berisi kartu identitasnya, kartu ATM, dan juga beberapa lembar uang sepuluh ribuan. Yang dia ketahui hanya satu, dompetnya menipis karena akhir bulan. Di dalam hatinya, Aldiana sangat ngidam dengan makanan junk food namun keinginan itu harus ditahan serapat mungkin hingga awal bulan. Dia harus bertahan hingga empat hari ke depan dengan uangnya saat ini.
Matanya mulai menerawang lagi. Awal Mei itu adalah hari yang sangat dinantikan oleh Aldiana setiap tahunnya. Bukan hanya tanggal merah yang membuat dirinya bisa bersenang-senang seharian, tapi juga hari ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Karena ulang tahunnya yang bertepatan dengan hari pendidikan nasional, Aldiana seringkali mendapatkan kejutan dari teman-temannya setelah upacara usai. Entah disorakin rame-rame hingga menarik perhatian pegawai instansi lain di lapangan atau mentraktir satu ruangan di rumah makan atau restoran favorit.
Namun untuk tahun ini, rasa itu akan berbeda dari biasanya. Tinggal di kota perantauan membuat momen ini menjadi momen yang hambar. Tidak ada lagi kejutan super norak dari teman sekantornya hingga traktiran sekantor -- eh, yang terakhir ini malah patut disyukuri karena tidak perlu menghabiskan gajinya sekaligus hanya untuk traktiran.
Aldiana teringat dengan acara ulang tahun pimpinan sekaligus seniornya, Surya waktu itu. Bisa dibilang, itu adalah acara ulang tahun paling greget yang pertama kali dilakukan oleh teman-teman kantornya yang sekarang. Surya yang sudah tiga tahun menjabat disana saja baru dirayakan kemarin, apalagi Aldiana yang baru setahun disini?
Aldiana tidak boleh berharap lebih untuk tahun ini. Setidaknya, melakukan me time dan berkirim pesan pada orang rumah masih bisa dia lakukan sebagai gantinya.
~000~
to be continued
0 Komentar