Kenangan Batoe Api

source: ayobandung.com

Jika bukan karena kegiatan ekstrakulikuler, mungkin aku gak bakalan kenal sama tempat satu ini. Tempat itu bernama Perpustakaan Batoe Api. Buat para Nangorian alias anak-anak Jatinangor, tempat ini udah gak asing lagi dan aku punya beberapa kenangan disini yang tiba-tiba muncul beberapa hari yang lalu.

Pas aku kuliah, aku ikut bergabung di Dinas Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, salah satu dinas di WWP. FYI, di kampusku itu Badan Eksekutif Mahasiswa-nya dinamakan sebagai Wahana Wyata Praja dan di dalamnya ada beberapa dinas -- mungkin kalo di kampus biasa bisa disebut sebagai divisi atau bagian -- yang menangani berbagai bidang. Yah, WWP ini seperti miniaturnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) gitu deh. Bahkan ketua WWP-nya disebut sebagai Gubernur Praja. Oh iya, kalo di tahun-tahun sekarang, ketuanya disebut sebagai "Manggala Pati". CMIIW

Nah, berhubung aku masuk ke bagian yang bergerak di bidang pendidikan, otomatis kegiatanku pasti berkaitan dengan hal-hal berbau pendidikan. Misalnya saja seperti kegiatan literasi dan diskusi soal keilmuan. Tempat nongkrongku bersama sasuh dispen -- sebutan untuk teman-teman satu dinas -- pun bukan di ruangan pertemuan khusus WWP kumpul, melainkan di perpustakaan. Berhubung di jaman aku kuliah, KSP alias kantin samping perpus masih beroperasi, aku dan teman-teman bisa jajan dulu sebelum kumpul.

Aku mengenali Perpustakaan Batoe Api awalnya karena rekomendasi dari seniorku yang juga kepala dispen ini, Kang Jatnika. Waktu itu, kami akan mengadakan sebuah seminar tentang kepenulisan dan go-green begitu, lalu dia menyarankan untuk mencari narasumbernya melalui Perpustakaan Batoe Api. Akhirnya kami mendapat seorang narasumber yang merupakan salah satu penulis terkenal bernama Ayu Utami, penulis yang terkenal dengan buku "Parasit Lajang". Aku yang masih menjalani pengkaderan disana cukup takjub. Sakti bener euy perpus ini, pikirku gitu.

Selama masa pengkaderan, aku dan Icha, partner-in-crime-ku ini mencoba untuk datang ke Perpustakaan Batoe Api ketika kami pergi pesiar. Kami nyaris kesasar karena tempatnya begitu samar karena plang namanya nggak terlihat dari luar. Katanya sebelah Jatos -- Jatinangor Town Square -- banget, tapi kok gak ada? pikir kami begitu. Ternyata ada sebuah rumah berpagar coklat kehitaman dimana ada beberapa orang duduk dengan santainya. Begitu diperhatikan, barulah terlihat plan khas Batoe Api disana. Plangnya cukup mungil jadinya kalo mau nyari tempat ini kudu perlahan tapi pasti. Heheheh.

Untuk ukuran sebuah perpustakaan, Batoe Api ini perpustakaan yang mungil banget -- sebuah mimpi buruk buat 'manusia tiang listrik' seperti aku, heheh -- tapi jangan salah, koleksi bukunya ajib-ajib. Dari buku jaman dulu sampe buku terkini juga ada disana. Aku pernah baca buku yang direkomendasiin sama kang Anton, sang pemilik perpus tentang kebudayaan Bali. Eh ternyata, itu buku terbitan tahun 1930-an! Bisa kebayang gak tulisannya kek gimana? Masih pake ejaan lama dong! Aku yang baca auto muter otaknya karena berusaha memahami tulisan jadul, heuheuheu.

Lama kelamaan, perpustakaan ini menjadi tempat hangout ketika aku bosan pesiar ke Jatos tapi gak bisa ke Bandung -- apalagi kalo jam pesiarnya mepet banget tapi perlu keluar kampus biar gak butek. Tentu saja bikin otak kembali segar dan siap kembali ke kampus setelah diasup dengan banyak pengetahuan umum yang sangat bermanfaat. Apakah bukunya bisa dipinjam meski aku cuman bisa keluar kampus seminggu sekali? Bisa dong! Di perpustakaan ini, pinjam bukunya per minggu dan bisa diperpanjang lagi kalo belum kelar bacanya. Kalo mau ngembaliin bukunya ya pas hari buka yaitu dari hari Senin sampai Sabtu. Bener-bener asik banget buat mahasiswa sepertiku yang keluar kampus hanya pas akhir pekan, itupun antara hari sabtu atau minggu.

Semenjak lulus kuliah, waktu hangout-ku di Perpustakaan Batoe Api nggak semasif pas kuliah. Apalagi pas udah pindah ke Sukabumi, cukup sulit bisa menemukan perpustakaan seunik Batoe Api. Semasa kuliah S2, aku gak sempat main kesana lagi karena lebih fokus kuliah. Kalopun pas hari sabtunya, pasti dipake buat jalan-jalan ke Bandung. Wakakakak, jadi kangen uy....

Posting Komentar

0 Komentar