![]() |
Source: dokumentasi pribadi |
Soal hewan peliharaan, aku mulai pelihara kucing sejak SD. Namun emang dasar cuman pengen bisa ngelusin dan mainin kucingnya doang tanpa sadar akan tanggungjawab, kucing yang kupelihara dulu kabur dari rumah atau malah mati, baik karena sakit ataupun dimangsa sama hewan lain.
Udah beberapa kucing tinggal di rumahku dan yang aku ceritain ini adalah si kucing yang memang paling disayang dan masih tinggal di rumahku hingga saat ini. Aku memanggilnya Chika, si kucing betina mixed kucing anggora dengan kucing domestik alias kucing kampung berwarna belang kecoklatan dan sedikit warna ginger.
Chika lahir pas libur Natal satu setengah tahun yang lalu. Bisa dibilang, kelahiran Chika dan sodara-sodaranya waktu itu terdapat kisah yang cukup kelam -- dimana keluarga besar kucing saat itu mati satu per satu dikarenakan kena penyakit entah apa namanya. Aku gak ngerti sih, soalnya beberapa jam sebelumnya masih pada lari-lari semangat tapi setelah itu kejang-kejang dan terkapar mati. Yang bener-bener masih sehat walafiat itu adalah Madona, si kucing anggora belang kecoklatan yang saat itu lagi hamil ketiga kalinya sementara Kevin (kucing jantan belang kehitaman kesayangan keluarga), Yuri (anak jantan sulungnya Madona berwarna ginger), dan anak-anak kucing yang masih kecil-kecil itu mati satu per satu. Sebenernya Yuki (kembarannya Yuri) juga udah sekarat tapi mamah dan pegawainya langsung membawa Yuki ke dokter hewan. Syukurlah Yuki udah sehat dan kini udah diadopsi sama pegawainya mamah.
Kembali lagi ke Madona, dia diungsikan ke kliniknya mamah dulu untuk mengamankan dia dan janinnya karena takut kena penyakit juga. Untungnya, si kucing betina yang kalem tapi cerewet kalo gak dibukain pintu itu gak kenapa-kenapa dan akhirnya dia melahirkan di saat keluargaku lagi pergi ke Magelang. Yay! Dia melahirkan 5 anak -- 3 ginger, 1 belang kecoklatan dengan sedikit ginger, dan 1 belang hitam. Dari warna anak-anaknya, udah dipastiin bapaknya adalah Kevin, Yuri dan Yuki. Mendadak langsung kebayang adegan di-gangbang atau digilir rame-rame. Hiiiiiiy!
Semuanya berjalan baik-baik saja saat itu, namun satu kucing ginger diminta sama tetangga jadinya tinggal berempat. Waktu itu sih dinamainnya Chika-Chiko-Choki-Chaki, tapi panggilannya jadi ngasal semua gara-gara kelakuan dan juga warna badannya. Kira-kira seperti ini deskripsinya:
1. Pakbos (sebelumnya namanya Choki) si ginger jantan. Dia disebut pakbos karena bodinya paling gede dan berisi daripada yang lain. Belum lagi bulunya paling ngembang dan dia patuh bener sama kami jadinya dia ini anak kesayangan kami. Dia salah satu genk pecinta jempol kaki bersama dengan Chika dan Nging tapi dia paling lembut karena cuman sekedar dijilat dan disundul-sundul -- gak diemut kek yang lain. Tapi sayang dia menghilang entah kemana setelah dia main keluar. Kata bapak sih, dia diambil sama tetangga sebelah yang kepincut sama si pakbos! Idih!
2. Chika si belang kecoklatan betina yang bakalan jadi bintang utama di cerita ini. Dia ini sering main sama pakbos bahkan sampe gelut-gelut segala. Dibahasnya nanti di bawah ne.
3. Nging (nama sebelumnya Chaki), kembarannya pakbos cuman agak slender. Dia dipanggil Nging sama ARTku gara-gara penampilannya yang beging alias kurus tapi perutnya buncit kek cacingan. Pas udah gede sih mulai nyaingin pakbos cuman tetep aja nggak sekekar pakbos. Dia pengemut jempol paling tangguh dan rasanya sulit bisa menghindar dari dia. Sayangnya dia mati setelah pergi dari rumah selama 4 hari. Mana sebelum mati itu dia sempat merengek pilu kesakitan dan akhirnya mati tepat di depanku...
4. Item (nama sebelumnya Chiko), si belang item jantan penerusnya Kevin. Dia ini agak pasif dan penakut, tapi herannya dia sering banget luka dan babak belur. Badannya kurus dengan perut membuncit dan luka-luka di sekitaran kepala dan wajah yang sering ngeluarin darah karena keseringan digaruk. Awal mula dia luka-luka karena pas masih kecil itu pernah diserang sama makhluk yang kuduga sebagai 'musang'. Saat itu aku yang megokin dan ngusir lalu sadar kalo si Item udah terluka di bagian ketiak, kepala, dan dekat telinga. Sejak saat itu, si item jadi sering kelayapan keluar dan pulang-pulang dengan kondisi berdarah-darah. Gak tau apakah dia seorang pembuli atau malah yang terbuli. Semenjak kematian Nging, Item bener-bener minggat dari rumah dan gak pernah kembali.
![]() |
Chika desuuuu |
Jadi, sekarang cuman ada Chika di rumah. Karena cuman dia kucing satu-satunya, akhirnya keluargaku mengizinkan Chika untuk bermain di dalam rumah
Karena kebiasaan tidurnya, aku sampe hapal lokasi favoritnya untuk tidur. Ruang tunggu klinik, ruang tamu, lantai di ruang tv dan kasur bawah di kamarku menjadi spot favoritnya untuk tidur. Bahkan sekarang pun dia menemukan spot baru untuk tidur yakni di belakang televisi. Chika greget banget! Dia masih suka ngemut jempol kakiku juga sampe sekarang, malahan kakiku itu udah kek boneka kesayangannya. Gak cuman diemut, Chika sering meluk kakiku seperti memeluk guling atau malah ditindih biar dia bisa tidur.
![]() |
Tuh kan beneran ditindih :') |
Yah, lama kelamaan aku ngerasa Chika itu udah kek sohib kentel sama ibu dan anak gitu. Dianya nempel terus sama aku, gitu juga aku ke dia. Suasana di rumah juga semakin rame karena gak cuman aku doang yang terhibur dengan kehadiran Chika, orangtuaku juga senang dengan Chika dan sering ngerjain dia. Sehat selalu ya, Chika! <3
0 Komentar