Trivia Aldiana - The Stories - : Sebuah Proses

source: dokumentasi pribadi

Fiuh, ternyata cerita Aldiana - The Stories - udah berjalan sampe 5 chapter -- prolog dan 4 chapter -- dan kalo diitung berdasarkan babaknya, udah ada 20 babak di cerita ini. Masih sedikit sih, tapi karena ngerjainnya per babak, rasanya jadi banyak banget chapternya.

Etapi sebelumnya aku mau minta maaf banget karena chapter 4 ini delay-nya kebangetan. Sebenarnya chapter 4 itu bisa tuntas pas pertengahan Oktober, tapi ada banyak hal yang terjadi sampe akhirnya baru tuntas di awal November. Hal yang paling berpengaruh besar adalah writer block alias mandek nulis! Lha kok bisa?

Mandeknya ini ada beberapa alasan, dimulai dari kesibukan pekerjaan yang emang gak bisa ditinggal, mageran, sama nggak ada ide yang harus dieksekusi. Nah, yang kualami ini di bagian akhir itu dan bisa dibilang itu murni kesalahan dari akunya. Dari sini, aku bakalan ceritain proses pembuatan ceritanya, oke?

---------------------------


Awal aku membuat cerita Aldiana ini dari sebuah premis yang terinspirasi dari keluhan teman-teman satu almamater dan adek-adek juniorku serta pengalamanku sendiri. Btw, ada yang tau premis? Kalo belum tau, aku akan uraikan secara singkat yak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), premis itu adalah "apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian", "asumsi", "kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di logika.". Kalo versiku sih, premis itu kayak sebuah gambaran umum pada suatu cerita. Kegunaannya sebagai acuan dalam membuat outline dan prompt gitu.

Well, kukasih contoh premis yang kubuat untuk Aldiana - The Stories - sejak tahun 2018 -- kalo gak salah inget yak, soalnya aku lupa-lupa inget kapan aku bikin ini pertama kali heheheh:

Aldiana - The Stories - berkisah tentang PNS muda bernama Aldiana yang pindah ke Kota Sukabumi, sebuah kota kecil yang asing baginya dan berusaha untuk menjalani kehidupan di kota ini sembari menentukan pilihan hidupnya: pulang ke kota kelahiran atau tetap tinggal di kota ini. 

Berhubung ceritanya bergenre slice-of-life, sudah pasti ada tantangan tersendiri biar cerita ini nggak datar gitu aja. Dari sinilah aku nentuin beberapa karakter pendukung buat nemenin Aldiana disini seperti para pegawai kelurahan, Tirta, Surya, dan karakter lainnya. Dari sini pun, aku mulai nentuin outline alias garis besar tiap chapternya nanti dan selanjutnya dipecah lagi buat tiap babaknya.

Pas chapter awal tuh aku udah bikin outline-nya, namun saat masuk chapter 4, aku banting setir ceritanya. Yang awalnya kudu pake plot A, jadinya B tanpa direncanain lagi lebih lanjut. Karena belum ditulis ulang outline barunya dan asal tabrak, aku langsung mandek di tengah jalan karena nggak tau apa yang mau ditulis lagi. :'(((

Berkaca dari situ, aku pun mulai merencanakan outline chapter selanjutnya sekarang ini. Yah, kek nyicil gitu deh. Biar nanti pas siap nulis tuh udah ada panduannya dan nggak bakalan pusing. Pas lagi gak mood sekalipun, tetap masih bisa menulis karena udah ada panduannya gitu.

Trus ngaruh gak outline chapter yang belum dikerjain kalo ada yang banting setir? Jawabannya ya, tentu saja. Aku kudu ngubah ataupun ngoper outline-nya -- kek outline buat chapter 7 dioper ke chapter 8, atau malah dipake duluan -- sampe akhirnya cocok dengan alur yang udah disepakati sebelumnya. Ribet ya kesannya? Yah, begitu deh. Bikin komik pun seperti itu juga proses awalnya, cuman beda di eksekusi aja.

-------------------------------

Yah, begitulah kisah singkat sekaligus alasan kenapa aku sempat mandek banget di chapter 4 kemarin. Jadi pembelajaran buat akunya juga untuk bikin konsep dengan sebaik-baiknya dan bisa jadi gambaran buat teman-teman yang ingin membuat cerita juga, baik untuk keperluan tulisan ataupun komik.

Untuk Chapter 5 sampai selanjutnya, aku akan ngerombak outline yang udah ada, jadinya pasti ada delay lagi pas dipublikasiin kesini. Harap bersabar yah... (>/\<)


 

Posting Komentar

0 Komentar