Serunya Cap Go Meh Sukabumi!


source: dokumentasi pribadi

Aku sering melihat festival Cap Go Meh di televisi, acaranya meriah dan banyak pertunjukan barongsai. Tapi bagaimana jika menyaksikan festival Cap Go Meh secara langsung? Aku baru merasakannya kemarin untuk pertama kalinya.

Festival Cap Go Meh Kota Sukabumi ini diadakan dari tanggal 13-14 Februari 2020 yang berlokasi di Vihara Widhi Sakti, Danalaga -- atau biasanya disebut juga kawasan Pecinan Odeon. Sepulang kerja, aku menyempatkan diri untuk datang kesini. Namun akibat hujan deras dan ada janji sama seseorang, aku nggak sempat menyaksikan aksi pawai barongsainya dari awal. Hiks!

Sesampainya disana, aku cukup takjub. Rame banget! Seluruh warga Sukabumi memadati area Danalaga hingga ke dalam Vihara Widhi Sakti itu. Ada yang jajan pernak-pernik khas Cap Go Meh, jajan makanan, atau bahkan sekadar foto-foto buat jadi pajangan di medsos masing-masing. Kalo aku sih udah jelas yak, buat konten. Hehehe :P //der

Gak cuman di jalanan aja, aku menyempatkan diri untuk masuk ke dalam vihara-nya. Kalo aku mau jujur, baru kali ini aku masuk ke dalam vihara seperti ini di Indonesia -- bahkan di Sukabumi yang notabene kota kelahiran. Lucunya, aku masuk ke vihara bergaya Chinese ini pertama kalinya di Thailand, bukan di Indonesia. Lha kok gitu? Itu dikarenakan aku beranggapan kalo tempat ibadah itu sangat suci dan nggak bisa sembarangan masuk, apalagi kalo tujuannya cuman buat foto-foto. Dulu aja aku bisa masuk ke masjid maupun gereja dikarenakan sebuah tugas penting, itupun didampingi sama 'orang dalam' dan harus mematuhi ketentuan yang berlaku. Makanya pas aku masuk vihara kemarin, aku sempat ragu untuk foto-foto di dalamnya dan ngeliatin masyarakat yang malah asik-asik berpose di depan altar pemujaan dengan santainya. Akhirnya aku minta izin sama yang jagain disana dan ternyata diperbolehkan. Phew!

Suasana di dalam vihara. Ada yang lagi ibadah juga lho

Gak cuman foto-foto, aku pun bertanya sedikit tentang bagaimana cara umat Buddha keturunan Tionghoa beribadah pada penjaga vihara. Ternyata ada altar yang menghadap ke patung-patung dewa dan juga yang menghadap ke pintu keluar vihara. Jika sembahyangnya menghadap ke luar, itu artinya sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika sembahyangnya menghadap ke patung-patung dewa, itu berarti mereka sembahyang pada para dewa. Kalo mau sembahyang, disana sudah disediakan dupa, lilin, dan hio secara gratis. Jika mau menyumbang, bisa langsung dimasukin ke kotak yang sudah disediakan. Sembahyangnya juga tidak dalam posisi duduk, melainkan berdiri. Aku yang mendapatkan pengetahuan singkat itu mengangguk paham, ternyata seperti itu ya caranya.

Dapet kudapan dari panitia acara. Asiiik! 

Setelah puas foto-foto dan berkeliling di dalam, aku pun jalan-jalan di kawasan perdagangannya lagi. Ceritanya sih mau cari jajanan, tapi entah karena udah keburu kenyang atau jajanannya kurang menarik, aku gak membeli jajanan yang ada. Kalopun ada yang kubeli, cuman beli jus lemon yang seger banget karena asli dari Kabupaten Sukabumi. Setelah dirasa cukup, akhirnya aku memutuskan untuk jalan ke parkiran motor -- dimana aku parkirin motorku waktu itu.

Pas perjalanan, aku menyadari kalo orang-orang mulai mengacungkan ponselnya masing-masing dan merekam sesuatu. Ternyata pasukan kirab dan pawai barongsai udah sampe tujuan akhir mereka! Tidak hanya pasukan naga dan barongsai, barisan paskibra dan parade kesenian tradisional juga ditampilkan disini. Berasa Bhinneka Tunggal Ika banget deh! Meskipun aku melihat itu pas di akhir pawai dan langit mulai gelap, tapi aku cukup senang bisa melihat pawainya. Biarpun hujan deras mendera, aku tetap nonton dan merekam beberapa pasukan pawai yang beraksi disana.

Yep, aku nggak ikut acaranya sampe selesai. Batere ponsel yang mulai megap-megap, cuaca yang semakin dingin karena hujan deras, baju yang basah, dan aku belum ada sempat pulang ke rumah menjadi alasan utama untuk segera meninggalkan lokasi. Dari sini aku menyadari satu hal kalo kota kecilku ini sangat menghargai berbagai macam perbedaan dan saling mendukung satu sama lain. Bahkan menurut salah satu panitia acara, baru kali ini acara Cap Go Meh mereka dirayakan begitu meriah dan didukung oleh pemerintah daerah. Pencapaian yang sangat positif bukan? Bangga banget deh pokoknya!

Posting Komentar

0 Komentar