Karakter mirip OC tapi--

source: freepik.com


Hay kamoeh yang suka bikin OC, kebayang nggak kalo kamu punya teman atau rekan kerja yang punya trait persis kek OC yang kamu buat? Pasti rasanya nano-nano gitu lah ya, antara nge-hype karena berasa ngeliat OC versi live-action atau justru malah nyesel karena si OC-nya itu malah bikin ngelus dada.

Aku di posisi mana? Ya aku di posisi kedua sih ya. Wakakakak.

Jadi gini, kisah bermula ketika ada kabar pelantikan pejabat baru di kota tempat aku bekerja. Sebenernya sih, ini bukan hal yang aneh. Namun bagaimana jika bos yang masih aktif malah dipindahkan lalu diganti sama yang baru? Iya kali bos saat itu membuat pelanggaran, tapi di kantorku saat itu adem-adem bae bak di hutan sunyi. Nggak ada yang aneh, namun kabar itu sontak membuat aku dan pegawai lain menautkan alis. Kok bisa? Tapi terlepas dari alasan yang beragam, akhirnya kami berkenalan dengan bos baru yang ternyata umurnya hanya beda setahun lebih tua dariku alias senior kampusku.

Kalo dari pengamatanku, si Abah -- sebut aja begitu -- ini sangat mirip dengan Surya Arkananta, salah satu karakter di cerita Aldiana - The Stories - yang kubuat. Miripnya ya karena mereka menjadi bos di usia sebelum 30 tahun dan juga trait mereka yang mirip, walaupun sayangnya miripnya di trait  yang kuanggap nyebelin sih ya. Palingan perbedaan mereka cuman status pernikahan dan tinggi badan. Surya masih High Quality Jomblo padahal memiliki penampilan good-looking ala artis Asia Timur, sementara Abah sudah menjadi bapak satu anak -- yang kelak jadi dua anak beberapa bulan lagi -- dengan penampilan yang sempat membuat orang lain nggak percaya jika dia adalah bos muda. 

Bagaimana denganku? Yah, aku ngelus dada karena ada beberapa hal yang membuatku nggak nyaman bekerja sebagai bawahannya. Mungkin karena dulu nggak dekat kali ya karena kami hanya kenal sebatas nama saja. Padahal ini bukan sekali aja bekerja di bawah senior, malahan udah berkali-kali. Dulu pernah berhadapan dengan bos yang strict abis namun diem-diem ngeapresiasi dengan memberikan honor tiap minggunya, bahkan pernah juga berhadapan dengan bos super santai namun sangat kooperatif padaku yang emang bandelnya bukan main. Kalo sekarang gimana? Meskipun kadang-kadang jengkel, aku berusaha berpikir jika mungkin saja hal-hal seperti itu terjadi karena belum kenal sepenuhnya sama si Abah. 

Aku sering nge-badmouth alias ngejulid soal si Abah karena beberapa sikapnya yang terkesan gak bisa ngebedain antara kerja sama jam biasa. Tapi kalo dipikir-pikir, ya kan emang gitu? Dia kan 'senior', pasti bakalan kek gitu.  Pada akhirnya, aku yang harus menyesuaikan dengan keadaan meskipun aku mengakui satu hal dari diriku: aku tuh bandel abis orangnya. Udah bandel, cuek lagi. Padahal aku adalah kepala seksi yang merupakan bawahan dia. Hmmmm.....

Tapi semakin seringnya badmouth soal Abah, imejnya yang dianggap negatif pun semakin terbangun di mataku. Gak aneh kalo di setiap waktu, aku gampang menyela omongan si Abah dengan nada nggak enak. Padahal yang dibahas nggak ada hubungannya dengan hal-hal pribadi, cuman karena pekerjaan. Setelah itu aku jadi nyesel karena seharusnya nggak kek gitu ceritanya. Hiks.

Jadinya sekarang gimana? Sebenernya pas ngetik ini, aku masih agak badmood sama Abah -- bahkan sejak beberapa hari yang lalu. Namun aku juga harus ngaca ke diri sendiri, udah ngerasa bener juga belom? Toh secara gak sadar, aku pasti pernah bikin orang lain elus dada karena kelakuanku yang setengah ajaib dan setengah minta ditabok. Mungkin ini yang namanya empati, masih bisa maafin orangnya meski kelakuannya pengen dijejelin sama ular piton. 

Heuuu, kudunya aku ambil sisi positifnya ya. Positifnya adalah, aku jadi punya konten buat ditulis kesini dan juga ke Aldiana - The Stories - . Hahahahah, brilian! 


Posting Komentar

0 Komentar