MPD ini bukan sejenis makanan, apalagi nama tempat. MPD ini adalah Manajemen Pemerintahan Daerah, sebuah mata pelatihan yang masuk dalam jadwal pelatihan fungsional auditor yang kuikuti. Kalo dibandingkan dengan mata pelatihan lain yang kuikuti, MPD ini adalah mata pelatihan yang cukup rumit. Bahkan selama aku pelatihan baik secara daring dan luring seperti sekarang, mata pelatihan ini memiliki jam pelatihan yang paling panjang dibandingkan dengan yang lain.
Buatku pribadi, ilmu yang satu ini bukanlah barang baru. Pertama kali aku belajar ini saat aku masih kuliah (sekitar tingkat 2 atau tingkat 3 waktu itu), namun saking ribetnya ilmu satu ini, aku selalu clueless dan bahkan berakhir dengan KO di kelas karena keburu ngantuk gak ketolong. Bahkan di pekerjaanku yang sekarang, aku kembali bertemu dengan ilmu ini, hanya saja sudah mulai penerapannya seperti membuat Kerangka Acuan Kegiatan, Dokumen Pelaksanaan Anggaran, Rencana Kegiatan, dan lain-lainnya. Trus apa aku mengerti? Nggak, tapi aku harus paham sehingga aku pun melakukan learning by doing tanpa memahami dasarnya terlebih dahulu. Riskan banget, kan?
Aku gak nyangka kalo bakalan ketemu sama ilmu ini lagi setelah sekian lama—bahkan pada pelatihan auditor seperti ini. Sudah tau kalo mata pelatihan ini punya durasi lebih tinggi, namun pengajarnya jauh dari ekspektasiku. Yah, baik metode e-learning sama tatap muka, ilmu satu ini tetap saja bikin KO saat belajar. Hiks, bukannya jelek kok, cuman pengajarnya lebih banyak bercerita mengenai pengalaman kerjanya daripada tentang penerapan ilmu ini. Bener sih, tapi kok beda yah….
Ada tiga pengajar saat kelas tatap muka itu. Dari tiga pengajar ini, hanya satu pengajar saja yang benar-benar membuatku melek saat di kelas (dalam arti yang positif). Disini kami benar-benar disuruh latihan soal di sela-sela materi dan hasil dari latihan itu harus dipresentasikan dan dibahas bersama. Lalu bagaimana dengan pengajar lain? Ya itu sih, lebih ke textbook, cerita pengalaman kerja, dan jokes bapack-bapack….
Lha maksudnya?
Yesh, dua pengajar kami ini usianya cukup sepuh, sehingga pembawaannya terasa sekali sebagai seorang sesepuh auditor. Sudah pasti, cara mereka untuk membuat suasana menjadi cair adalah melucu dengan lawakan jayus yang kita sebut sebagai jokes bapack-bapack. Namanya juga lawakan jayus, sudah tentu lebih banyak garingnya daripada lucunya. Dengan usaha seperti itu saja masih tetap membuat satu kelas agak kuyu. Beruntung saja, snack yang disediakan dua kali itu menyelamatkan kami dari 'lagu pengantar tidur' bernama MPD itu.
MPD mungkin ribet secara teori, tapi percaya deh sama aku, ilmu ini sangat berguna banget saat bekerja sebagai seorang aparatur sipil (apalagi kalo kerjanya di pemerintah daerah). Ngerti beberapa poin dari MPD ini aja, dijamin bakalan nyelamatin pekerjaan kita yang pasti gak bakalan jauh-jauh dari yang namanya manajemen. Karena ilmu ini penting banget, alangkah baiknya untuk tetap dibaca-baca saat waktu luang dan langsung diterapkan saat bekerja. Kalo soal pengajarnya sih, ya sudahlah ya. Anggap aja itu seru-seruan selama pelatihan...
0 Komentar